Selasa, 03 Januari 2017

Padar tak pernah pudar

Hari itu jam 8 pagi waktu indonesia timur , saya dan partner perjalana saya andre baru saja terbangun usai melakukan perjalanan dari mataram ke labuan bajo.
Lelah masih menggrayangi kami karena saat dilombok kami melakukan pendakian gunung rinjani dan ditambah lelah naik turun bus dan kapal ke labuan bajo.
Tepat jam 11 WIT nanti , kami akan melakukan sailing ke pulau padar menggunakan kapal yang telah kami pesan sebelumnya.
Alhasil , karna mepet untuk membeli makana dan mempersiapkan segala sesuatunya , kami pun memutuskan untuk tidak mandi.
Segala perlengkapan sailing mulai dari makanan , pelatan snorkeling , pelaratan mandi dan pakaian pribadi kita prepare dalam waktu dua jam.

Jam 10WIT , kapten samuel nahkoda kapal telang menelpon untuk segera beranjak menuju pelabuhan ujung , dari hotel tempat kami menginap jarak tempuh setengah jam dengan berjalan kaki.
Alhasil keringatku cukup lumayan membawa tas dan perlengkapan yang cukup banyak ini.

Sesampai di pelabuhan ujung , kapten samuel melambaikan tangan dan menunjuk ke arah kapal yang akan membawa kami , kulihat partnerku andre tertawa yang membuatku heran , lalu ku tanya ; "Ada apa bang andre.?" ia menjawab ; Setahuku perjalanan sailing biasanya dilakukan di pagi hari, kenapa kita melakukannya sudah siang begini.? Lalu kujawab ; nikamati saja bang ; mau pagi atau siang , yang jelas aku bahagia bisa sampai ketanah flores. Hahhahhaa

Pukul 10.45 WIT , Kami menaiki kapal , aku bergegas menurunkan barang sembari melihat-lihat kondisi kapal , mana tau ada yang bolong , aku tak ingin mati konyol di tanah yang bukan kampung halamanku ini. Hahahaha :D

10 menit berselang , ABK kapal kapten samuel yang bernama bg yance , mulai melepaskan tali kapal dan menarik jangkar , Kubantu ia tuk menggulung tali ke atas kapal , Lalu perlahan kapalku mulai meninggalkan Pelabuah tuk bertolak ke pulau padar.

Rasa gembira tak bisa ku pendam , pulau yang selama ini aku mimpi-mimpikan sesaat lagi akan menjadi kenyataan.

Selama di perjalanan , aku sibuk memperhatikan keindahan yang tak dapat ku utarakanan dengan bahasa apapun. Laut yang biru berpadu bukit-bukit nan hijau seakan menari di pelupuk mataku. Aku tak ingin berkedip , karna tak mau rugi jika keindahannga kulewati walau sedetik saja.

3 jam lepas dari pelabuhan , pulau padar mulai terlihat , mataku berkaca-kaca , aku tak sabar untuk bisa menapakkan kaki di pulau tersebut.
Kuteriaki kapten samuel agar kapalnya sedikit dipercepat , hahahaha :D

Tak menunggu waktu lama , Akhirnya sampailah aku di pulau padar atau gilli padar.
Aku tergeming sesaat , terpana keindahan pulau yang cukup luas ini.
Pasir nan putih , bukit nan hijau dan Angin yang sepoi membaut hatiku tambah bahagia berada disni.

Seturun kapal , aku berlari-lari kegirangan sembari berkeliling tak tentu arah , tak pernah aku merasa sebahagia ini sampai-sampai aku ditertawai oleh partnerku karna dibilang seperti anak kecil yang mendapatkan permen kesukaan.

30 menit berlarian , aku merasa bosan , 
Aku mulai mengajak partenerku andre untuk berjalan ke puncak bukit pulau padar.
Kata orang-orang , berada di puncak padar kau berasa berada di surga., aku jadi penasaran ; Apa iya..?

Kulihat medan treknya cukup landai namun panjang , namun sedikit berbatu dan pasirnya sedikit kasar. Lima menit berjalan aku mulai lelah , tenggerokan kering karna disini sangat panas.
Setapan demi setapak , ku langkahkan kaki menuju puncak , Alhasil 30menit menanjak dengan langkah tergapa-gapa , aku pun sampai di puncak.

Subahanaullah , indah sekali.
Mataku enggan berkedip , segalanya terlihat sangat indah tanpa cacat. Tak putus-putus bibirku bersyukur bisa mengunjungi tempat ini .
Setelah puas melihat keindahan yang mebuatku terpana , kurogoh kantung tasku untuk mengelurakan kamera , rasanya sangat rugi jika tak mengabadikan momen di tempar yang sangat indah ini. Aku dan partnerku bergantian untuk saling berfoto , mengabadikan potret kami untuk di menjadi kenangan penghibur masa tua nanti.

1 jam berada di puncak Perutku mulai keroncongan, Hari menunjukkan pukul 3 WIT , Aku sampai lupa makan siang karna keasikan menikmati indahnya padar.
Aku dan andre bergegas turun dari puncak menuju kapal untuk mencicipi masakan kapten samuel yang sudah disiapkan untuk kami.
Sesampai dibawah , aku berlarian menuju kapal karna perut sudah tak bisa di ajak kompromi , Sampai di kapal , kulihat ayam kecap dengan lezat menyambut kami.
Segera kucici tangan dan mulai untuk makan.

Makan kusudahi selama 10 menit , sehabis makan jam di kapal menunjukan pukul 3.30 , Kapten samuel berkata , kita harus segera balik ke bajo , karena kalo terlalu lama di padar , Gelombang air laut akan naik pada sore hari dan dapat membuat kita sulit berpulang kebajo.

Sepanjang perjalanan pulang , matahri sore dan langit kemerah-merahan seakan membuatku betah berada di padar dan tak ingin pulang , tapi aku sadar , tujuan dari perjalanan adalah kepulangan.
Berkumpul dengan keluarga dan saudara untuk bercerita perihal hidup yang tak selalu harus di seriusi.

Pukul 6 Sore , Kami sampai di Labuan bajo , kukemas semua peralatan untuk beristirahat di penginapan , Lantas berhrap mimpi memberi nyenyak tidurku setelah sailing yang membahagiakan ke pulau padar.